Kamis, 09 Juni 2016



Cast : All EXO member and other

Pair : ChenSoo slight! Kyungsoo X Everyone


000Wild000

.
.

Chen kembali ke dorm pada malam hari. Pria tampan itu kembali dengan membawa bungkusan besar ditangannya. Ia mengernyitkan dahinya, ketika ia melewati ruang depan, yang ada hanya Baekhyun yang sedang menonton dan Suho yang sedang membaca sebuah buku. Pasti member M belum pulang, batin Chen.

“Ah, kau ternyata Chen. Darimana saja kau? Dan bungkusan apa itu?’” tanya Suho. Baekhyun yang sedang menonton mengalihkan pandangannya ke Chen lalu kembali lagi ke televisi.

“Aku tadi pergi menemui Manager hyung, setelah itu aku pergi ke mall sebetar. Oh ini.. ini boneka untuk Kyungsoo hyung, aku membelinya di mall tadi” jawab Chen sembari tersenyum di akhir kalimatnya. Suho mengangguk. “Kalau begitu aku ke kamar dulu hyung” Chen berlalu dan pergi ke kamarnya.

.
.

Chen memutar handel pintu. Tersenyum ketika melihat sang pujaan hati sedang tertidur. Ia mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Tangannya terulur untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi Kyungsoo. Chen mengernyit, rambut Kyungsoo basah. Basah, Pasti Kyungsoo hyung baru saja mandi, pikir Chen. Chen menjatuhkan bibirnya diatas bibir Kyungsoo. Melumatnya pelan. Lalu tersenyum setelahnya. Ia mengelus kepala Kyungsoo kemudian mengecup pucuk kepala Kyungsoo. 

Kyungsoo melenguh, dengan perlahan ia membuka matanya. “Eunghh~” Kyungsoo mengucek matanya. Begitu menggemaskan. Begitu matanya telah terbuka sepenuhnya, ia melihat Chen yang sedang menatap sambil tersenyum kearahnya. “Chenie~” Kyungsoo tersenyum.

“Kau terbangun karena aku ya? Mian, tidur saja lagi, hyung” sesal Chen. Kyungsoo menggeleng, ia bangun lalu menempatkan dirinya dipangkuan Chen. “Aniya, bukan karenamu Chenie” Kyungsoo mengecup pipi Chen. Lalu Kyungsoo menggesekan hidungnya di ceruk leher Chen, layaknya seekor Kucing.

Chen tersenyum, ia mengusak kepala Kyungsoo dengan lembut. Chen memeluk Kyungsoo dengan erat, tangannya melingkar di pinggang Kyungsoo. Keduanya berpelukan cukup lama tanpa berbicara apapun.

Chen menepuk keningnya. “Ah! Bungkusan itu!” seru Chen. Kyungsoo mengernyit, “Bungkusan apa Chenie?” tanya Kyungsoo. Chen tak menjawab, ia meraih bungkusan yang tersimpan diatas meja. “Hyung, ambilah.” Chen memberikan bungkusan berisi boneka itu pada Kyungsoo.

Kyungsoo menerimanya dengan sedikit bingung. “Woaa! Pororo!” serunya gembira saat melihat isi bungkusan itu. Sebuah boneka Pororo berukuran cukup besar. Kyungsoo memeluk boneka Pororo itu dengan erat.

Chen tersenyum, tangannya kembali mengusak kepala Kyungsoo. “Bagaimana? Kau suka?” tanya Chen. Kyungsoo menjawab dengan anggukan. “ Suka sekali, Chenie!” Kyungsoo menggesekkan hidungnya dengan boneka itu lalu kembali memeluknya dengan erat.     

“Chenie, gomawo~” Kyungsoo mengecup bibir pria tampan itu. Senyum Chen semakin merekah. “Sama-sama, Soo” balas Chen. Kemudian pria itu menyeringai, “Bolehkah aku meminta sesuatu pada hyung? Anggap saja sebagai tanda terima kasih.” Kyungsoo mengangguk imut. “Kau ingin apa Chenie?”

Chen menyeringai, sedikit membuat Kyungsoo bergidik. “Aku ingin kau Soo~” Ia meniupkan nafasnya ditengkuk Kyungsoo. Tangannya yang berada di pinggang Kyungsoo, turun ke selangkangan pria mungil itu. Meremas sesuatu yang tertidur.

“Nghh…” Lenguhan terlontar dari Kyungsoo. “Aanghh…” Kyungsoo melepaskan tangan Chen dari pinggang dan selangkangannya. Membalikkan tubuhnya, Kyungsoo menatap Chen sensual. “Tentu Chenie~” Kyungsoo mendekatkan wajahnya ke Chen. Lidahnya terjulur untuk menjilat bibir Chen, lalu menciumnya dengan penuh nafsu.

Chen menekan tengkuk  Kyungsoo. Bibir mereka berdua saling melumat satu sama lain. Lidah keduanya juga saling menekan dan membelit. Kepala mereka berdua berpindah-pindah ke kanan dan ke kiri, mencari posisi yang tepat.

Tangan Kyungsoo yang mengalung di leher Chen, meremas rambut pria itu saat Chen menghujani lehernya dengan jilatan dan sesapan. “Unghh… Chen–akh–nie, uhh…” Kyungsoo memekik, tubuhnya berjengit saat Chen menggigit kulit lehernya dan memelintir nipple-nya dari luar. “Chenie… Cepatlah masukkan penismu, uhh… Cepatlahhh…” pinta Kyungsoo tak sabaran.

Chen terkekeh. “Sudah tak sabar eoh?” goda Chen. “Sabar dulu sayang… Biarkan aku menelanjangimu/? terlebih dulu baru setelah itu aku akan memperkosamu dengan kasar~” Chen melepaskan pakaiaan Kyungsoo dengan tak sabaran. Setelah itu beralih melepaskan semua paChenannya.       

Menindih Kyungsoo yang sudah terbaring. Mengukung tubuh mungil itu. Menggunakan sikunya sebagai tumpuan.

Kekehan kecil terdengar dari Chen saat pria dibawahnya sedang menatapnya dengan menggoda. “Tenang, baby~ Kita akan segera memulainya, tapi sebelumnya bolehkah kita bermain-main sebentar?” tanya Chen dengan suara rendah. Satu tangannya yang bebas mulai mengusap-ngusap pelan dada Kyungsoo.

“Nghh… Langsung saja, aku sudah–Akh– tidak tahan, nghh…” Lenguhan keluar dari Kyungsoo. Mata bulatnya menatap sayu dengan penuh nafsu. Kedua tangannya meraih tengkuk Chen dan mendaratkan bibirnya disana. Yang disambut dengan senang hati oleh Chen, selanjutnya kedua belah bibir mereka saling melumat penuh gairah. Tak elak, lenguhan dan desisan pelan terdengar dari mereka.

Iseng, Chen menggesekkan kejantanan mereka berdua. Menimbulkan sensasi memabukkan untuk keduanya. Sekarang, ciuman mereka telah terlepas, Chen beralih menempatkan bibirnya diperpotongan leher Kyungsoo. Kembali membuat beberapa tanda disana.

Kyungsoo menggeliat tak sabaran, “Chennhhh… cepat masuki aku, nhh…” Chen merespon dengan baik, “Baiklah, bersiaplah sayang. Aku akan membawamu kesurga dunia,” kecupan dibibir ia berikan sebelum ia bangun dari menindih Kyungsoo.

Chen menyimpan sebuah bantal dibawah pinggang Kyungsoo, kemudian pria itu mulai memasukkan penisnya. Dia mendesis nikmat, Kyungsoo terlalu sempit. Tak butuh waktu lama, Chen masuk dengan sekali hentak. Dan langsung menggenjot Kyungsoo.

Kyungsoo mengerang nikmat, tangannnya mengocok miliknya sendiri. Kakinya ia lingkarkan dipinggang Chen. “Mmhh… Chennhh… Unhh…” desahnya. Ia mendesah nyaring saat titik kenikmatannya disentuh. “Anghh~ Ahh! Ahh! Fast–Ahh~–er Jonghh…”

Chen mempercepat gerak pinggulnya, menumbuk prostat Kyungsoo dengan akurat. “Ngaah~! Ngaahh~! Ahh~! Ohh~” desahan Kyungsoo menggila. Chen menumbuknya  makin keras. “Ohh~ Jonginhh… Anghh~ Nnhh…” desahan tanpa kata yang keluar. Saliva mengalir dari sudut bibir, sebab mulutnya terus terbuka untuk mendesah.

Chen menggertakkan giginya, rektum Kyungsoo begitu kuat menjepitnya. “Nnn… Kau menjepitku begitu kuathhh… Ungghh…” gerakan Chen menjadi sedikit beringas. Membuat tubuh Kyungsoo tersentak-sentak seirama dengan sodokannya, ranjang pun ikut berdecit kuat.

“Jonginahhh~ Akuu–angghh~ hampir sampai...” kocokan Kyungsoo dipenisnya makin tak terkendali. Sesaat kemudian, tubuhnya membusung kedepan, ia mendesah panjang, tanda klimaks.  Tubuhnya bergetar nikmat, lubangnya makin kuat menjepit kejantanan Chen.

Chen menggeram rendah, “Soohh… Aku… aku sampaiii…” ia menyusul kemudian, Chen mendorong miliknya sedalam mungkin. Dan keluar dengan cukup banyak. Chen ambruk menindih Kyungsoo.

Keduanya terengah-engah, Kyungsoo mendesis saat merakan kejantanan Chen kembali bangun. Oh, ia cukup lelah, dan sekarang satu ronde lagi. “Soo, ayo satu ronde lagi. Aku masih belum puas,” Tanpa membiarkan Kyungsoo menyahut, Chen mengangkat Kyungsoo ke pangkuannya.

Pria tampan itu melumat bibir Kyungsoo, sementara pinggulnya bergerak naik-turun. Satu pinggangnya ia simpan dipinggang Kyungsoo, ikut menaik-turunkan tubuhnya. Hawa terasa begitu panas, walaupun pendingin ruangan hidup. Selanjutnya, erangan, desahan dan geraman milik mereka berdua terus yang terdengar.

*o*o*o*
*o*o*o*

Kris membuka pintu dorm, sudah larut malam ketika ia pulang. Pria tampan asal China itu menghela nafasnya lelah, ia duduk disofa sambil memejamkan matanya. Moodnya cukup buruk, lelah juga, jadwalnya benar-benar padat.

Kris hampir saja tertidur, sebelum suara lembut sedikit serak menghentikannya. Ia membuka matanya dan melihat Kyungsoo hanya dengan kaos kebesaran. Tampak begitu seksi.

“Kris ge? Kau baru pulang?” ia mendudukkan dirinya didepan Kris. Tangannya memegang sebotol air dingin.

Kris tersenyum, “Hm, tadi aku pergi kesuatu tempat sebentar, makanya aku tidak pulang dengan member M lainnya,” jelasnya.

Kyungsoo membentuk O dengan mulutnya. “Kulihat kau hampir tertidur disitu, jadi aku bangunkan saja. Besok badanmu akan sakit kalau tertidur dalam posisi duduk,” ujarnya khawatir.

Kris tersenyum lembut, “Yaah, aku lelah sekali, Kyung,” ucapnya. “Terkadang aku memikirkan menjadi artis itu tak semenyenangkan yang kubayangkan,” kekeh pria tinggi itu. “Aku lelah, Kyung.”

Perkataan Kris terdengar seperti candaan, namun ia menangkap sesuatu yang lain dari perkataannya. “Kau lelah jadi artis, ge? Kau tidak berniat hengkang dari SM, ‘kan?” terkanya asal. Entah kenapa tiba-tiba terfikir seperti itu.

Kris tertawa renyah(?), “Astaga, tidaklah Kyung. Aku tidak akan hengkang dari SM, kau ada-ada saja,” kekehnya. ‘Lebih tepatnya belum saatnya Kyung,’ batin Kris.

Kyungsoo tersenyum, “Tidak, itu hanya perkiraanku saja,” cengirnya. “Mau kusiapkan air hangat untuk mandi, ge? Supaya fikiranmu lebih tenang,” tawarnya.

“Eh? Apa tidak apa-apa? Kau pasti lelah sekali hari ini,” Kyungsoo tahu jelas apa arti ‘lelah yang dimaksud Kris. Pasti lelah bercinta, ugh, Kyungsoo malu.

“T-tidak apa, ge. Lagian aku belum terlalu mengantuk,” jawab Kyungsoo. Kris mengacak rambut lelaki mungil didepannya, “Aigoo, gomawo ne,” dibalas anggukan dan senyuman oleh Kyungsoo.        

.
.

Kyungsoo telah selesai menyiapkan air hangat untuk Kris. “Sudah selesai, sekarang tinggal memanggil Kris ge,” ujarnya ceria. Kyungsoo berbalik, “Kyaaa!” kagetnya. Kris bersandar dipintu hanya dengan selmbar handuk yang melingkar dipinggangnya. “Aigoo, kau mengagetkanku, ge,” sungutnya sebal.

Kris terkekeh, “Maaf Kyung, aku tidak bermaksud membuatmu terkejut,” sesalnya. “Huft, tidak apa-apa. Yasudah, kalau begitu aku keluar dulu, ge,” ujar Kyungsoo lalu berjalan hendak keluar dan–

Grep!

–kepalanya membentur dada telanjang Kris. Pria itu memeluknya dari belakang.

“Jangan keluar, akan lebih menyenangkan kalau kita mandi bersama,” bisik pria tampan itu menggoda. Ia meletakkan dagunya dibahu sempit Kyungsoo. “Sedikit seks dapat membuat stress hilang, mungkin,” tambahnya. Kris mengecup sekali pipi Kyungsoo, kemudian mengeratkan lingkaran tangannya dipinggang Kyungsoo.

Mata Kyungsoo membelalak lebih lebar dari sebelumnya. “G-ge, jangan bercanda,” ucapnya gugup.

Kris tertawa kecil, kemudian membalikkan tubuh Kyungsoo menghadapnya. “Apa aku terlihat bercanda?” tanya Kris. Menatap dalam pria manis didepannya.

Tampak Kyungsoo terdiam, ia ragu harus menjawab apa. “Ngg… Kau–” perkataannya terlebih dulu dipotong oleh Kris dengan sebuah kecupan. “Tidak usah dijawab, karena itu tidak terlalu penting,” Kris mengusap lembut pipi Kyungsoo.


“Lakukan seks denganku, kumohon. Pertama dan terakhir,” pinta Kris. “E-eh? Tapi… Kalau Jongin tahu?” Kris menggeleng meyakinkan, “Ssst, Jongin tidak akan tahu, aku yakin itu,” Kyungsoo masih tampak ragu, ini pertama kalinya ia dan Duizzhang EXO-M itu begitu dekat.

Tahu akan keraguan Kyungsoo, Kris meyakinkannya sekali lagi. “Tenanglah, hanya sekali sebelum aku benar-benar pergi,” ujarnya. “Eh? Pergi? Apa maksudnya, ge?” ucapnya penasaran. Kyungsoo yakin pasti ada sesuatu dengan pria tampan itu.

“Itu tidak penting, jawab dulu pertanyaanku. Kau mau atau tidak?” ulang Kris. Raut wajahnya menampakkan ia masih ragu, namun ia mengangguk. “Baiklah, aku mau, ge,” jawab Kyungsoo ragu. Pipinya memerah malu, begitu menggemaskan.            

Kris tersenyum senang, “Good, terimakasih Kyung,” ucapnya. Memberikan sebuah kecupan dibibir Kyungsoo setelahnya. 

.
.

Entah sejak kapan, Kris dan Kyungsoo berciuman tanpa satu helai paChenan pun menempel. Dengan posisi Kyungsoo dipangkuan Kris yang duduk diatas closet. Hawa dikamar mandi terasa panas, mengalahkan dinginnya malam.

“G-ge…” lenguhnya kecil. Bibir Kris begitu lihai membelai bibir dan mulutnya. Lumatan-hisapan-kuluman yang dilakukan Kris begitu lembut. Membuainya makin dalam, hingga rasanya ia ingin menangis saking lembutnya.

Kyungsoo melenguh kuat saat penis Kris menusuk-nusuk bokongnya. Usapan liar dipunggungnya turut memberikan rasa nikmat. “G-ge… Mmhh…” Kyungsoo melepaskan bibirnya dari kuluman Kris. Tangannya meremat-remat rambut Kris.


Kris membawa bibirnya bermain didada Kyungsoo. Menjilat, menggigit dan menghisap nipple merah kecoklatan itu. Tangannya tak tinggal diam, turun ke bokong Kyungsoo dan meremasnya. “Kyung… Langsung ke inti saja, oke,” bisiknya tak sabaran.

Kyungsoo mengangguk mengiyakan. Ini sudah mendesak, dia sudah benar-benar horny. Kyungsoo turun dari pangkuan Kris. Dia menungging dilantai, menumpukan tubuhnya dengan siku dan lutut. “Kris ge, cepatlah, Fuck me hard!”

Kris terkekeh, “Sabar sayang, aku harus mempersiapkan lubangmu dulu, oke,” sahutnya. Pria tampan bertubuh jangkung itu mengambil sabun cair, menuangkannya di telapak tangannya. Dia mengusapkan sabun itu dilubang anal Kyungsoo. Jari-jari panjangnya masuk, melumuri bagian dalam rektum sempit itu.      

Kyungsoo mendesis nikmat, jari-jari Kris berputar didalam analnya. Menggaruk dinding rektumnya, dan bergerak liar didalam sana. “G-ge… Mmhh… Cepat–uhh…” lenguhnya tak sabaran. Kyungsoo merasa kehilangan saat Kris menarik jarinya, namun sesuatu yang tumpul mencoba masuk holenya membuat nafasnya tercekat.

Penis Kris, begitu besar dan panjang, ia benar-benar merasa penuh. “Gege–nnhh… Lebih dalam –Kyaangghh~!” Kyungsoo memekik saat memasukinya dalam sekali hentak. Dan tepat mengenai titikmanisnya, Kyungsoo melayang.

Kris menggeram, sempit, benar-benar sempit. “Kyunghh… Hhh…” nafasnya memberat, lubang Kyungsoo memberikan pijatan-pijatan lembut dipenisnya. Begitu nikmat, “Mmh… Kyung, aku akan menggenjot,” ujar Kris seblum ia menggerakkan pinggulnya.

Kris mulai bergerak, genjotannya cukup santai, tidak cepat dan lambat. “Kyunghh… Kau sempit–Uhh… sekali,” Ia mendesis nikmat, dan membawa tangannya untuk meremas bokong Kyungsoo lagi.

“Ngaahh~ Ahh~ Gegehhh~ Mmhh… Fuckhh, faster ge…”desahnya. Kyungsoo megimbangi gerakan Kris dengan menggerakkan pinggulnya berlawanan arah dengan sodokan Kris. “Ohh~! Ohh~! Gegehh~ Harderhh Fasterhh, ge…” rintihnya.

“Yeahh… Kyung…” Kris mencengkeram pinggang Kyungsoo, kemudian menusukkan penisnya sekaut mungkin. “Ngaahhh~ Gegehh~ Seperti itu Ge…” saliva mengalir dari sudut bibirnya, sebab daritadi mulutnya terus terbuka. Mendesah-merintih-mengerang.

“Kyungg… Ganti posisi,” ujar Kris. Tetap terus menghujam lubang Kyungsoo. “Uhh~ T-tidak usah… Seperti ini saja–Ohh~” sahut Kyungsoo. Pria mungil itu makin menggila, tampaknya dia kan segera klimaks.

“G-ge… Aku hampir samppaaiii~” ucapnya. “Keluarkan saja..” Setelah itu, Kris mempercepat gerakannya. Dia juga menggantikan tangan Kyungsoo untuk mengocok penis pria mungil itu.”Gegehh~ Aku–Ngaahhh~” klimaks. Kyungsoo mencapai puncaknya, maninya keluar mengotori lantai.

Kris menarik Kyungsoo kepangkuannya, pria mungil itu bersandar dibahunya. Nafasnya terengah-engah, keringat turun dari pelipisnya. “Kyung, jangan tidur dulu. Aku masih belum sampai,” Selanjutnya, Kris kembali menggerakkan pinggulnya.

Dua jarinya turut ia masukkan kedalam anal Kyungsoo. Bergerak seirama dengan penisnya. “Ngghh~ Gegehh…” Kyungsoo kembali mendesah, suaranya kali ini lebih kecil. Tubuhnya terlonjak-lonjak sesuai dengan gerakan Kris.

Kris menggigit bibirnya, Kyungsoo benar-benar menjepitnya. Gesekan penisnya dengan dinding rektum Kyungsoo terasa panas. Gairahnya makin terbakar, berpengaruh pada gerakannya. Gerakan mereka berdua makin beringas.

Suara tepukan kulit yang beradu menjadi pengiring gerakannya. “Kyung… Aku hampir sampai,” Kris menggertakkan giginya. “Aku juga Gehh~” Satu-dua tiga–Crot!


Kris dan Kyungsoo mencapai klimaksnya. Badan mereka membusung kedepan, setelah itu terengah-engah. Mani Kris memenuhi lubang Kyungsoo, sedangkan Kyungsoo, maninya mengotori dadanya dan tangan Kris.

Kris mencabut miliknya, ia membalik Kyungsoo kearahnya. Dia menepuk-nepuk pipi Kyungsoo, “Kyungsoo, jangan tidur. Bersihkan dirimu dulu,” suruh Kris. “Mandilah dengan air hangat itu,”

Kyungsoo mengangguk lemah, Kris membantunya masuk ke bathup.

.
.

Kyungsoo jatuh tertidur selepas mandi. Ia benar-benar lelah, tadi saja Kris yang memandikannya. Tenaganya tersedot habis, empat kali bersenggama dalam sehari ini. Benar-benar menguras tenaga, dan membuat tubuhnya apalagi analnya sakit.

Kris menatap sayang Kyungsoo yang sekarang dalam gendongannya. Kyungsoo tertidur, dan ia tidak tahu harus menempatkannya dimana. Kalau membawanya kekamar milik pria mungil itu, ia takut Chen akan terbangun. Tak ada pilihan, Kyungsoo tidur dikamarnya saja, dan ia akan tidur di sofa. Kebetulan sekali, Chen pindah tidur bersama Baekhyun dan Xiumin.

Kris merebahkan Kyungsoo dengan pelan agar tak mengusik tidurnya. Pria tampan itu mengusak kepala Kyungsoo, kemudian menjatuhkan sebuah kecupan dikeningnya. “Jjaljjayo, Kyungsoo. Saranghae,” lirihnya.

Kemudian Kris mengambil bantal dan selimut, dan pergi keluar dari kamar itu. Meninggalkan Kyungsoo yang sudah tertidur lelap.

Pria jangkung berwajah tampan itu pergi keruang tengah, meletakkan bantalnya disofa berukuran cukup panjang itu. Ia berbaring diatas sana, menyimpan sebelah lengannya dibawah kepalanya.  “Kyungsoo-ya,” gumamnya pelan. Sesungging senyum terlukis dibibirnya.

Do Kyungsoo, pria mungil itu begitu memikat hatinya beberapa bulan terakhir. Tingkah lucu dan menggemaskannnya, semuanya pada Kyungsoo, begitu memikatnya. Tapi ia tahu diri, Kyungsoo sudah punya kekasih.

Kris mengusak wajahnya kasar, “Kyungsoo-ya, andai saja aku bertemu denganmu lebih dulu,” gumamnya lirih. “Hhh, Wo ai ni, Kyung,” lirihnya sebleu tertidur nyenyak

.
.

“Yatuhan, aku tidak salah lihat, ‘kan?” gumam Luhan tidak percaya. Ohho, sebenarnya pria cantik itu melihat saat Kris menggendong Kyungsoo kekamar pria jangkung itu. Dan ia berfikiran pasti mereka melakukan sesuatu, mengingat mereka berdua keluarnya dari kamar mandi.

Tangan Luhan mengepal kuat, ia mendesis pelan. “Kyungsoo…”

.
.

Pagi menyapa, Chen terbangun dari tidur nyenyaknya. Tumben sekali kali ini terbangun cepat. Ia melenguh pelan, tubuhnya tertutup selimut dan masih telanjang. Dia meraba tempat disebelahnya, mata Chen membelalak. “Hyung?” panggilnya. Chen menoleh dan tak menemukan Kyungsoo.

Dia terduduk, “Lho, kemana Kyungsoo hyung?” paniknya. Chen menyibak selimutnya, dan hanya dengan memaChen boxernya, dia keluar kamar. “Kyungsoo hyung?” panggilnya. Dia berjalan kedapur, dan hanya menemukan Yixing dan Xiumin yang sedang memasak. “Ge, kalian melihat Kyungsoo hyung?”

Yixing menggeleng, “Tidak, aku tidak melihatnya,” jawabnya. “Benar, dia tidak ke dapur pagi ini,” tambah pria berpipi bakpau itu. “Yatuhan, kemana juga dia?” lirih Chen cemas.

Kaki panjangnya berjalan kearah ruang tengah dan menemukan Kris yang tertidur disofa. Chen menguncang tubuh Kris, dan berhasil, Kris terbangun. “Eungg, kenapa Chen? Kau menganggu tidurku,” gerutunya. “Hyung, kau ada melihat Kyungsoo hyung?” tanya Chen langsung.

“Kyungsoo? Ah, di ada dikamarku,” jawab Kris. Mata Chen membelalak, “Hah? Kyungsoo hyung dikamarmu? Bagaimana bisa?” sembur Chen. Oh tidak, Chen tidak ingin terjadi peristiwa seperti HunSoo terulang kembali. (oh Chen, kau hanya tidak tahu saja :v)

Kris memutar bolamatanya malas–mencoba bersikap biasa. “Jangan berfikiran yang aneh-aneh, tadi malam aku menemukan Kyungsoo pingsan, jadi aku membbawanya kekamar,” Chen menatap Kris tajam, “Kenapa malah membawanya kekamarmu?”

“Aku yakin kau sedang tidur nyenyak, aku tidak mau mengganggu,” jelas Kris. “Sudahlah, coba kau lihat sana apakah Kyungsoo sudah bangun atau belum,” suruh Kris. “Aku mau tidur lagi,” ujarnya kemudian kembali membaringkan tubuhnya dan tertidur.

Chen mendecak kesal, dan berbalik setelahnya. Melangkah menuju kamar Kris–untuk melihat Kyungsoo pastinya. Dan benar saja, Kyungsoo masih tertidur pulas diatas ranjang.

Chen tersenyum lembut, kemudian berjalan menghampiri Kyungsoo. Ia duduk disamping Kyungsoo, mengelus lembut kepala Kyungsoo. “Kyungsoo hyung, Kyungsoo hyung,” panggil Chen –mencoba membangunkan Kyungsoo. Ia membangunkan Kyungsoo dengan lembut.

Kyungsoo menggeliat kecil sebelum membuka matanya. “Ngggh, Jongin,” ucapnya dengan suara khas bangun tidur. Membalas senyum Chen dengan senyuman manis.



Chen membantu Kyungsoo bersandar, sebab tadi mendengar Kyungsoo meringis. “Hyung, ayo sarapan, pasti yang lain sudah menunggu,” ajaknya. Kyungsoo mengangguk, “Tapi… bisakah kau menggendongku?” pintanya malu-malu.

Chen terkekeh, “Aigoo, tentu saja boleh,” ia menyentil pelan hidung Kyungsoo. Membuat Kyungsoo menggerutu dengan pipi merona. “Cha, naiklah kepunggungku,” ucap Chen. Menuruti ucapan Chen, ia naik(?) ke punggung lebar kekasihnya.

Kyungsoo mengalungkan lengannya ke leher Chen, sementara kakinya melingkar dipinggang Chen. Dan Chen sendiri menahan bobot tubuh Kyungsoo dengan menempatkan tangannya dipaha Kyungsoo. Terlebih lagi Kyungsoo hanya memaChen dalaman dan kaos miliknya.

‘Chen, tahanlah, ini masih pagi. Pikirkanlah keadaan Kyungsoo’ Chen membatin.

Kyungsoo mengernyit heran, “Jonginna, kenapa masih disini?” tanyanya. “E-eh? Maaf hyung, hehe,” Chen menyengir aneh. “Aigoo,” Kyungsoo menggeleng-geleng.

.
.

Begitu sampai dimeja makan, benar saja, semua member sudah duduk ditempat masing-masing. Dan saat melihat Sehun, Baekhyun, Chanyeol dan Kris, ia merasa malu. Kegiatan panas mereka terbayang kembali dikepalanya. Ugh.

“E-eh? Jonginna?” ujar Kyungsoo bingung saat Chen menempatkan ia dipangkuan pria tampan itu. Sekaligus melenyapkan pikiran-pikiran negative tadi.

“Hyung tidak bisa duduk kan, jadi biar kupangku saja. Jangan banyak protes,” sahut Chen. Kyungsoo merengut kesal, “Huft, ne,” pasrah Kyungsoo. Sedikit-banyak, adegan Chen-Kyungsoo membuat beberapa orang cemburu melihatnya.

Suasana menjadi terasa canggung. “Yak! Kenapa diam? Ayo makan!” ujar Chanyeol keras–pengaruh dari cemburu. Dan semua member memakan sarapannya, selanjutnya.

Kyungsoo menerima dengan senang hati suapan dari Chen. Tanpa ia pinta, pria itu sendiri yang memanjakannya. Kyungsoo tersenyum manis ketika Chen mengusap bibirnya. “Gomawo, Jonginna,” ujarnya kemudian mengecup pipi Chen.

Oh lihatlah, member lain sedari terus menatap Kyungsoo dan Chen. “Yak! Jangan bermesraan disini! Menganggu!” bentak Baekhyun. Pria cantik itu melengos tidak suka.

Kyungsoo menatap Baekhyun bersalah, “Maaf hyung, kalau menggangu,” sesalnya. “Issh hyung, tidak usah meminta maaf. Si bacon itu hanya iri,” cibir Chen. Membuat dahi Baekhyun mengkerut tidak suka.

“Yak! Kim Jongin!” bentaknya marah. Chen menatap Baekhyun mengejek, “Wae?” ujarnya. “Yak Yak! Jangn bertengkar, tidak bisakah kalian berdua akur sedikit?” Kyungsoo menengahi, menatap tajam Chen Dan Baekhyun.

“Tapi hyung, dia yang mulai duluan,” rengek Chen tidak terima. “Mwo? Y–” Kyungsoo menyela ucapan Baekhyun. “Sama saja, siapa saja yang memulai duluan tidaklah penting. Sekarang minta maaflah,” perintahnya.

Chen dan Baekhyun sama-sama menggeleng ogah-ogahan. “ByunBaek, Jonginna~” panggil Kyungsoo dengan tatapan mata mengancam. Kedua pria itu mendengus kesal, “Baiklah, maafkan aku hyung,” ucap Chen malas-malasan. “Ya, maafkan aku juga Chen,” balas Baekhyun tak kalah malasnya.

Kyungsoo tersenyum manis, “Good boy,” ujarnya. Kyungsoo menggaruk tengkuknya, “Maaf ya semuanya, atas masalah tadi, maaf,” ucapnya. Menundukkan kepalanya, dan mendongak menatap semua member.

Luhan balas tersenyum, “Hm, tidak apa Kyung,” sahutnya. ‘Huh, lihat saja nanti Kyung’ batinnya sinis.

.
.

Kyungsoo menghembuskan nafasnya bosan. Hanya ada dia sendiri didorm, member lain sedang ada jadwal. Dan dia tidak diperkenankan ikut, untuk memulihkan–ehm, holenya.

Kyungsoo berbaring malas diranjangnya, berkali-kali ia melirik jam dinding. Masih sekitar tiga jam lagi member lain akan kembali kedorm. Oh, dengan apa Kyungsoo harus membunuh kebosanannya ini. Tiba-tiba saja mata Kyungsoo berbinar cerah.

“Ohho, apa aku pergi ke dorm Ryeowook hyung saja” ucapnya. Dua detik kemudian ia menggeleng, “Tidak, nanti Jongin akan marah,” Kyungsoo makin cemberut, “Duh, jadi ngapain dong,”

“Kalau kuhubungi Jongin, pasti akan menganggunya,” Kyungsoo mengacak rambutnya kesal. “Huweee, aku bosannn,” pekiknya aneh. Sedetik kemudian ia terduduk.

“Aha! Kutanya saja sama Manajer hyung, siapa yang jadwalnya mungkin sudah selesai, jadi aku bisa mengajaknya jalan-jalan atau bermain!” Kyungsoo memekik girang.

Dengan segera, Kyungsoo meraih handphonenya dan menghubungi Manajer hyung. “Yeoboseyo hyung, ini Kyungsoo. Aku mau tanya boleh tidak?”

“Boleh? Yeay, gomawoo. Begini hyung, apa ada member yang jadwalnya sudah selesai?” “Ne? Luhan ge? Ah, geurae. Gomawo hyung~!” Pip!

Kyungsoo tersenyum senang, “Baiklah, aku akan menghubungi Luhan gege~” ujarnya sebelum segera menghubungi Luhan. Senyum Kyungsoo makin lebar ketika panggilannya diangkat.

“Luhan ge?”. (Luhan menjawab, “Ne, ada apa Kyung?”)

Kyungsoo menggigit bibirnya ragu, “Nggg, apa gege mau membantuku?”. (“Eh? Membantu? Membantu apa?”)

“Pulang kedorm dan temani aku, aku bosan sendiri disini,” jelasnya malu-malu. (“Aigoo, baiklah aku akan pulang dan menemanimu,” kekeh Luhan)

Kyungsoo tersenyum lebar, “Jinjja? Whoaaa~! Gomawo gege~!” pekiknya. (“Nde-nde, kalau begitu aku bersiap-saiap dulu, ne”)

“Ne, Anyyeong,” ucap Kyungsoo. (“Ne, annyeong Kyung. Saranghae~”) Pip!

Mata Kyungsoo membulat kaget, “E-eh? Luhan gege,” ujarnya tidak percaya dengan pipi merona. “Aigooo~”

.
.

Luhan tersenyum lebar, sedikit membuat Xiumin yang berada disampingnya bergidik ngeri. “Lu, kenapa kau? Sakit atau salah minum obat?” tanya Xiumin. Menempelkan tangannya didahi Luhan. Namun pria cantik asal China itu baik-baik saja.


“Tidak, aku hanya terlalu senang saja, Minseok-ah,” jawab Luhan. Pria itu memaChen ranselnya, ia telah mengganti paChenannya dengan yang lebih santai. “Bilang sama member lain, aku pulang duluan. Ada sesuatu yang harus kulakukan,” ujarnya menjawab pertanyaan yang baru saja ingin Xiumin tanyakan.

Xiumin geleng-geleng kepala sambbil tersenyum geli. “Aigoo, anak itu,” decaknya. “Hei Sehun, kau sudah selesai?” tanya Xiumin ketika Sehun menghampirinya. Dibalas anggukan oleh pria tampan itu, “Hm. Hyung, aku tadi melihat Luhan hyung sudah mengganti bajunya. Dia mau kemana?”

“Ah, dia bilang dia harus melakukan sesuatu, makanya dia pulang duluan.” jelas Xiumin seperti pesan Luhan tadi. “Oh,” Sehun mengangguk mengerti, ‘Apa dia pulang ke dorm?’

.
.

Luhan membuka pintu dorm, “Aku pulang~!” serunya sambil melepaskan sepatunya. Dan ia segera melangkah masuk. Senyum tak pernah luput dari bibirnya, “Kyungsoo! Kyungsoo-ya~” serunya memanggil Kyungsoo.

Dan senyumnya bertambah lebar ketika Kyungsoo muncul dari balik pintu kamar. “Ah, gege! Kau datang lebih cepat dari yang kukira,” ujarnya sambil berjalan mendekat ke Luhan. “Tentu saja, aku tidak mau membuatmu menunggu,” sahut Luhan kemudian mengacak rambut Kyungsoo.

“Hyung, ayo masuk ke kamarku,” ajak Kyungsoo. Pria mungil itu menyeret Luhan masuk tanpa mendengar jawaban pria Rusa itu. Dan Luhan mendudukkan dirinya diranjang disamping Kyungsoo.

“Gege, aku bosaaaan sekali daritadi. Tak tahu apa yang harus aku lakukan,” ujarnya sebal. “Apakah gege punya ide? Melakukan sesuatu atau bermain permainan mungkin?” tanya Kyungsoo.

Luhan memasang pose berfikirnya, “Mmm… Mungkin aku tau apa yang menghilangkan rasa bosan,” ujarnya dengan seringaian. “Permainan apa hyung? Sepertinya terlihat mengerikan,”

“Kau mau tahu? Sini-sini, biar aku bisiki,” ucap Luhan. Kyungsoo mendekat, bukannya dibisiki, Luhan malahan mencium pipinya. Pria asal cina itu tertawa puas, sementara Kyungsoo merengut kesal. “Issh, gege membohongiku! Nappeun,” gerutunya.

“Hahaha, maaf Kyung. Aku bercanda, maaf,” ucap Luhan disela tawanya. Kyungsoo makin merengut, “Ya ya, tertawa terus,” Luhan menangkup kedua pipi Kyungsoo, mencubitnya sekali. “Aigoo, aku hanya bercanda, maaf,” ia mencubit kecil pucuk hidung Kyungsoo.

“Ne ne, sekarang katakanlah yang tadi,” suruh Kyungsoo. “Baiklah, kau bisa melakukan gerakan milik Troublemaker dilagu Now, ‘kan?” Kyungsoo mengangguk, “Nde, aku bisa melakukannya sedikit,”

“Geurae, ideku adalah kita meng-cover lagu Troublemaker – Now, kau sebagai Hyuna dan aku sebagai Hyunseung, otte?”

Kyungsoo mendelik kaget, “Mwohae? Tidak mau! Apa yang tidak ada yang lain?” tolaknya. “Lagian darimana kita bisa mendapatkan kostum mereka? Hayoo,” Luhan tersenyum sombong, “Kau meragukan gege-mu yang tampan ini, hn?”  

Kyungsoo menatap Luhan menyelidik, “Kau punya kostumnya hyung?” tanyanya mencibir. “Bukan aku, tapi seseorang punya. Kau tunggu disini, aku akan pergi keluar untuk mengambil kostumnya, arra,” ujar Luhan dan mengecup pipi Kyungsoo selanjutnya. Pria itu berlari keluar sambil tertawa-tawa.

“Issh,” gerutu Kyungsoo dengan pipi bersemu tipis.

.
.


Tak butuh waktu lama, lima belas menit kemudian Luhan kembali kedorm. Diotaknya terlintas banyak ide jahil dengan seringaian diwajahnya. “Kyungsoo-ya… I will fuck you, baby~” Luhan terkekeh evil(?).

Oh, apa yang direncanakan Rusa China ini? Sepertinya bukan hal yang baik, yasudahlah, doakan saja semoga Kyungsoo tidak diapa-apakan oleh Rusa China mesum itu.

Poor you, Kyung.

***To Be Continued***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar