Cast : All EXO member and other
Pair : ChenSoo slight! Kyungsoo X Everyone
000Wild000
.
.
Chen kembali ke dorm pada malam hari. Pria tampan itu kembali
dengan membawa bungkusan besar ditangannya. Ia mengernyitkan dahinya, ketika ia
melewati ruang depan, yang ada hanya Baekhyun yang sedang menonton dan Suho
yang sedang membaca sebuah buku. Pasti
member M belum pulang, batin Chen.
“Ah, kau ternyata Chen. Darimana saja kau? Dan bungkusan apa
itu?’” tanya Suho. Baekhyun yang sedang menonton mengalihkan pandangannya ke Chen
lalu kembali lagi ke televisi.
“Aku tadi pergi menemui Manager hyung, setelah itu aku pergi ke
mall sebetar. Oh ini.. ini boneka untuk Kyungsoo hyung, aku membelinya di mall
tadi” jawab Chen sembari tersenyum di akhir kalimatnya. Suho mengangguk. “Kalau
begitu aku ke kamar dulu hyung” Chen berlalu dan pergi ke kamarnya.
.
.
Chen memutar handel pintu. Tersenyum ketika melihat sang pujaan
hati sedang tertidur. Ia mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Tangannya
terulur untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi Kyungsoo. Chen
mengernyit, rambut Kyungsoo basah. Basah,
Pasti Kyungsoo hyung baru saja mandi, pikir Chen. Chen
menjatuhkan bibirnya diatas bibir Kyungsoo. Melumatnya pelan. Lalu tersenyum
setelahnya. Ia mengelus kepala Kyungsoo kemudian mengecup pucuk kepala
Kyungsoo.
Kyungsoo melenguh, dengan perlahan ia membuka matanya. “Eunghh~”
Kyungsoo mengucek matanya. Begitu menggemaskan. Begitu matanya telah terbuka
sepenuhnya, ia melihat Chen yang sedang menatap sambil tersenyum kearahnya. “Chenie~”
Kyungsoo tersenyum.
“Kau terbangun karena aku ya? Mian, tidur saja lagi, hyung”
sesal Chen. Kyungsoo menggeleng, ia bangun lalu menempatkan dirinya dipangkuan Chen.
“Aniya, bukan karenamu Chenie” Kyungsoo mengecup pipi Chen. Lalu Kyungsoo
menggesekan hidungnya di ceruk leher Chen, layaknya seekor Kucing.
Chen tersenyum, ia mengusak kepala Kyungsoo dengan lembut. Chen
memeluk Kyungsoo dengan erat, tangannya melingkar di pinggang Kyungsoo.
Keduanya berpelukan cukup lama tanpa berbicara apapun.
Chen menepuk keningnya. “Ah! Bungkusan itu!” seru Chen. Kyungsoo
mengernyit, “Bungkusan apa Chenie?” tanya Kyungsoo. Chen tak menjawab, ia
meraih bungkusan yang tersimpan diatas meja. “Hyung, ambilah.” Chen memberikan
bungkusan berisi boneka itu pada Kyungsoo.
Kyungsoo menerimanya dengan sedikit bingung. “Woaa! Pororo!”
serunya gembira saat melihat isi bungkusan itu. Sebuah boneka Pororo berukuran
cukup besar. Kyungsoo memeluk boneka Pororo itu dengan erat.
Chen tersenyum, tangannya kembali mengusak kepala Kyungsoo.
“Bagaimana? Kau suka?” tanya Chen. Kyungsoo menjawab dengan anggukan. “ Suka
sekali, Chenie!” Kyungsoo menggesekkan hidungnya dengan boneka itu lalu kembali
memeluknya dengan erat.
“Chenie, gomawo~” Kyungsoo mengecup bibir pria tampan itu.
Senyum Chen semakin merekah. “Sama-sama, Soo” balas Chen. Kemudian pria itu
menyeringai, “Bolehkah aku meminta sesuatu pada hyung? Anggap saja sebagai
tanda terima kasih.” Kyungsoo mengangguk imut. “Kau ingin apa Chenie?”
Chen menyeringai, sedikit membuat Kyungsoo bergidik. “Aku ingin
kau Soo~” Ia meniupkan nafasnya ditengkuk Kyungsoo. Tangannya yang berada di
pinggang Kyungsoo, turun ke selangkangan pria mungil itu. Meremas sesuatu yang
tertidur.
“Nghh…” Lenguhan terlontar dari Kyungsoo. “Aanghh…” Kyungsoo
melepaskan tangan Chen dari pinggang dan selangkangannya. Membalikkan tubuhnya,
Kyungsoo menatap Chen sensual. “Tentu Chenie~” Kyungsoo mendekatkan wajahnya ke
Chen. Lidahnya terjulur untuk menjilat bibir Chen, lalu menciumnya dengan penuh
nafsu.
Chen menekan tengkuk Kyungsoo. Bibir mereka berdua saling
melumat satu sama lain. Lidah keduanya juga saling menekan dan membelit. Kepala
mereka berdua berpindah-pindah ke kanan dan ke kiri, mencari posisi yang tepat.
Tangan Kyungsoo yang mengalung di leher Chen, meremas rambut
pria itu saat Chen menghujani lehernya dengan jilatan dan sesapan. “Unghh… Chen–akh–nie,
uhh…” Kyungsoo memekik, tubuhnya berjengit saat Chen menggigit kulit lehernya
dan memelintir nipple-nya dari luar. “Chenie… Cepatlah masukkan penismu, uhh…
Cepatlahhh…” pinta Kyungsoo tak sabaran.
Chen terkekeh. “Sudah tak sabar eoh?” goda Chen. “Sabar dulu
sayang… Biarkan aku menelanjangimu/? terlebih dulu baru setelah itu aku akan
memperkosamu dengan kasar~” Chen melepaskan pakaiaan Kyungsoo dengan tak
sabaran. Setelah itu beralih melepaskan semua paChenannya.
Menindih Kyungsoo yang sudah terbaring. Mengukung tubuh mungil
itu. Menggunakan sikunya sebagai tumpuan.
Kekehan kecil terdengar dari Chen saat pria dibawahnya sedang
menatapnya dengan menggoda. “Tenang, baby~ Kita akan segera memulainya, tapi
sebelumnya bolehkah kita bermain-main sebentar?” tanya Chen dengan suara
rendah. Satu tangannya yang bebas mulai mengusap-ngusap pelan dada Kyungsoo.
“Nghh… Langsung saja, aku sudah–Akh– tidak tahan, nghh…”
Lenguhan keluar dari Kyungsoo. Mata bulatnya menatap sayu dengan penuh nafsu.
Kedua tangannya meraih tengkuk Chen dan mendaratkan bibirnya disana. Yang
disambut dengan senang hati oleh Chen, selanjutnya kedua belah bibir mereka
saling melumat penuh gairah. Tak elak, lenguhan dan desisan pelan terdengar
dari mereka.
Iseng, Chen menggesekkan kejantanan mereka berdua. Menimbulkan
sensasi memabukkan untuk keduanya. Sekarang, ciuman mereka telah terlepas, Chen
beralih menempatkan bibirnya diperpotongan leher Kyungsoo. Kembali membuat
beberapa tanda disana.
Kyungsoo menggeliat tak sabaran, “Chennhhh… cepat masuki aku,
nhh…” Chen merespon dengan baik, “Baiklah, bersiaplah sayang. Aku akan membawamu
kesurga dunia,” kecupan dibibir ia berikan sebelum ia bangun dari menindih
Kyungsoo.
Chen menyimpan sebuah bantal dibawah pinggang Kyungsoo, kemudian
pria itu mulai memasukkan penisnya. Dia mendesis nikmat, Kyungsoo terlalu
sempit. Tak butuh waktu lama, Chen masuk dengan sekali hentak. Dan langsung
menggenjot Kyungsoo.
Kyungsoo mengerang nikmat, tangannnya mengocok miliknya sendiri.
Kakinya ia lingkarkan dipinggang Chen. “Mmhh… Chennhh… Unhh…” desahnya. Ia
mendesah nyaring saat titik kenikmatannya disentuh. “Anghh~ Ahh! Ahh!
Fast–Ahh~–er Jonghh…”
Chen mempercepat gerak pinggulnya, menumbuk prostat Kyungsoo
dengan akurat. “Ngaah~! Ngaahh~! Ahh~! Ohh~” desahan Kyungsoo menggila. Chen
menumbuknya makin keras. “Ohh~ Jonginhh… Anghh~ Nnhh…” desahan tanpa kata
yang keluar. Saliva mengalir dari sudut bibir, sebab mulutnya terus terbuka
untuk mendesah.
Chen menggertakkan giginya, rektum Kyungsoo begitu kuat
menjepitnya. “Nnn… Kau menjepitku begitu kuathhh… Ungghh…” gerakan Chen menjadi
sedikit beringas. Membuat tubuh Kyungsoo tersentak-sentak seirama dengan
sodokannya, ranjang pun ikut berdecit kuat.
“Jonginahhh~ Akuu–angghh~ hampir sampai...” kocokan Kyungsoo
dipenisnya makin tak terkendali. Sesaat kemudian, tubuhnya membusung kedepan,
ia mendesah panjang, tanda klimaks. Tubuhnya bergetar nikmat, lubangnya
makin kuat menjepit kejantanan Chen.
Chen menggeram rendah, “Soohh… Aku… aku sampaiii…” ia menyusul
kemudian, Chen mendorong miliknya sedalam mungkin. Dan keluar dengan cukup
banyak. Chen ambruk menindih Kyungsoo.
Keduanya terengah-engah, Kyungsoo mendesis saat merakan
kejantanan Chen kembali bangun. Oh, ia cukup lelah, dan sekarang satu ronde
lagi. “Soo, ayo satu ronde lagi. Aku masih belum puas,” Tanpa membiarkan
Kyungsoo menyahut, Chen mengangkat Kyungsoo ke pangkuannya.
Pria tampan itu melumat bibir Kyungsoo, sementara pinggulnya
bergerak naik-turun. Satu pinggangnya ia simpan dipinggang Kyungsoo, ikut
menaik-turunkan tubuhnya. Hawa terasa begitu panas, walaupun pendingin ruangan
hidup. Selanjutnya, erangan, desahan dan geraman milik mereka berdua terus yang
terdengar.
*o*o*o*
*o*o*o*
Kris membuka pintu dorm, sudah larut malam ketika ia pulang.
Pria tampan asal China itu menghela nafasnya lelah, ia duduk disofa sambil
memejamkan matanya. Moodnya cukup buruk, lelah juga, jadwalnya benar-benar
padat.
Kris hampir saja tertidur, sebelum suara lembut sedikit serak
menghentikannya. Ia membuka matanya dan melihat Kyungsoo hanya dengan kaos
kebesaran. Tampak begitu seksi.
“Kris ge? Kau baru pulang?” ia mendudukkan dirinya didepan Kris.
Tangannya memegang sebotol air dingin.
Kris tersenyum, “Hm, tadi aku pergi kesuatu tempat sebentar,
makanya aku tidak pulang dengan member M lainnya,” jelasnya.
Kyungsoo membentuk O dengan mulutnya. “Kulihat kau hampir tertidur
disitu, jadi aku bangunkan saja. Besok badanmu akan sakit kalau tertidur dalam
posisi duduk,” ujarnya khawatir.
Kris tersenyum lembut, “Yaah, aku lelah sekali, Kyung,” ucapnya.
“Terkadang aku memikirkan menjadi artis itu tak semenyenangkan yang kubayangkan,”
kekeh pria tinggi itu. “Aku lelah, Kyung.”
Perkataan Kris terdengar seperti candaan, namun ia menangkap
sesuatu yang lain dari perkataannya. “Kau lelah jadi artis, ge? Kau tidak
berniat hengkang dari SM, ‘kan?” terkanya asal. Entah kenapa tiba-tiba terfikir
seperti itu.
Kris tertawa renyah(?), “Astaga, tidaklah Kyung. Aku tidak akan
hengkang dari SM, kau ada-ada saja,” kekehnya. ‘Lebih tepatnya belum saatnya
Kyung,’ batin Kris.
Kyungsoo tersenyum, “Tidak, itu hanya perkiraanku saja,” cengirnya.
“Mau kusiapkan air hangat untuk mandi, ge? Supaya fikiranmu lebih tenang,”
tawarnya.
“Eh? Apa tidak apa-apa? Kau pasti lelah sekali hari ini,”
Kyungsoo tahu jelas apa arti ‘lelah yang dimaksud Kris. Pasti lelah bercinta,
ugh, Kyungsoo malu.
“T-tidak apa, ge. Lagian aku belum terlalu mengantuk,” jawab
Kyungsoo. Kris mengacak rambut lelaki mungil didepannya, “Aigoo, gomawo ne,”
dibalas anggukan dan senyuman oleh
Kyungsoo.
.
.
Kyungsoo telah selesai menyiapkan air hangat untuk Kris. “Sudah
selesai, sekarang tinggal memanggil Kris ge,” ujarnya ceria. Kyungsoo berbalik,
“Kyaaa!” kagetnya. Kris bersandar dipintu hanya dengan selmbar handuk yang
melingkar dipinggangnya. “Aigoo, kau mengagetkanku, ge,” sungutnya sebal.
Kris terkekeh, “Maaf Kyung, aku tidak bermaksud membuatmu
terkejut,” sesalnya. “Huft, tidak apa-apa. Yasudah, kalau begitu aku keluar
dulu, ge,” ujar Kyungsoo lalu berjalan hendak keluar dan–
Grep!
–kepalanya membentur dada telanjang Kris. Pria itu memeluknya
dari belakang.
“Jangan keluar, akan lebih menyenangkan kalau kita mandi
bersama,” bisik pria tampan itu menggoda. Ia meletakkan dagunya dibahu sempit
Kyungsoo. “Sedikit seks dapat membuat stress hilang, mungkin,” tambahnya. Kris
mengecup sekali pipi Kyungsoo, kemudian mengeratkan lingkaran tangannya
dipinggang Kyungsoo.
Mata Kyungsoo membelalak lebih lebar dari sebelumnya. “G-ge,
jangan bercanda,” ucapnya gugup.
Kris tertawa kecil, kemudian membalikkan tubuh Kyungsoo
menghadapnya. “Apa aku terlihat bercanda?” tanya Kris. Menatap dalam pria manis
didepannya.
Tampak Kyungsoo terdiam, ia ragu harus menjawab apa. “Ngg… Kau–”
perkataannya terlebih dulu dipotong oleh Kris dengan sebuah kecupan. “Tidak
usah dijawab, karena itu tidak terlalu penting,” Kris mengusap lembut pipi
Kyungsoo.
“Lakukan seks denganku, kumohon. Pertama dan terakhir,” pinta
Kris. “E-eh? Tapi… Kalau Jongin tahu?” Kris menggeleng meyakinkan, “Ssst,
Jongin tidak akan tahu, aku yakin itu,” Kyungsoo masih tampak ragu, ini pertama
kalinya ia dan Duizzhang EXO-M itu begitu dekat.
Tahu akan keraguan Kyungsoo, Kris meyakinkannya sekali lagi.
“Tenanglah, hanya sekali sebelum aku benar-benar pergi,” ujarnya. “Eh? Pergi?
Apa maksudnya, ge?” ucapnya penasaran. Kyungsoo yakin pasti ada sesuatu dengan
pria tampan itu.
“Itu tidak penting, jawab dulu pertanyaanku. Kau mau atau
tidak?” ulang Kris. Raut wajahnya menampakkan ia masih ragu, namun ia
mengangguk. “Baiklah, aku mau, ge,” jawab Kyungsoo ragu. Pipinya memerah malu,
begitu menggemaskan.
Kris tersenyum senang, “Good, terimakasih Kyung,” ucapnya.
Memberikan sebuah kecupan dibibir Kyungsoo setelahnya.
.
.
Entah sejak kapan, Kris dan Kyungsoo berciuman tanpa satu helai
paChenan pun menempel. Dengan posisi Kyungsoo dipangkuan Kris yang duduk diatas
closet. Hawa dikamar mandi terasa panas, mengalahkan dinginnya malam.
“G-ge…” lenguhnya kecil. Bibir Kris begitu lihai membelai bibir
dan mulutnya. Lumatan-hisapan-kuluman yang dilakukan Kris begitu lembut.
Membuainya makin dalam, hingga rasanya ia ingin menangis saking lembutnya.
Kyungsoo melenguh kuat saat penis Kris menusuk-nusuk bokongnya.
Usapan liar dipunggungnya turut memberikan rasa nikmat. “G-ge… Mmhh…” Kyungsoo
melepaskan bibirnya dari kuluman Kris. Tangannya meremat-remat rambut Kris.
Kris membawa bibirnya bermain didada Kyungsoo. Menjilat,
menggigit dan menghisap nipple merah kecoklatan itu. Tangannya tak tinggal
diam, turun ke bokong Kyungsoo dan meremasnya. “Kyung… Langsung ke inti saja,
oke,” bisiknya tak sabaran.
Kyungsoo mengangguk mengiyakan. Ini sudah mendesak, dia sudah
benar-benar horny. Kyungsoo turun dari pangkuan Kris. Dia menungging dilantai,
menumpukan tubuhnya dengan siku dan lutut. “Kris ge, cepatlah, Fuck me hard!”
Kris terkekeh, “Sabar sayang, aku harus mempersiapkan lubangmu
dulu, oke,” sahutnya. Pria tampan bertubuh jangkung itu mengambil sabun cair,
menuangkannya di telapak tangannya. Dia mengusapkan sabun itu dilubang anal
Kyungsoo. Jari-jari panjangnya masuk, melumuri bagian dalam rektum sempit itu.
Kyungsoo mendesis nikmat, jari-jari Kris berputar didalam
analnya. Menggaruk dinding rektumnya, dan bergerak liar didalam sana. “G-ge…
Mmhh… Cepat–uhh…” lenguhnya tak sabaran. Kyungsoo merasa kehilangan saat Kris
menarik jarinya, namun sesuatu yang tumpul mencoba masuk holenya membuat
nafasnya tercekat.
Penis Kris, begitu besar dan panjang, ia benar-benar merasa
penuh. “Gege–nnhh… Lebih dalam –Kyaangghh~!” Kyungsoo memekik saat memasukinya
dalam sekali hentak. Dan tepat mengenai titikmanisnya, Kyungsoo melayang.
Kris menggeram, sempit, benar-benar sempit. “Kyunghh… Hhh…”
nafasnya memberat, lubang Kyungsoo memberikan pijatan-pijatan lembut
dipenisnya. Begitu nikmat, “Mmh… Kyung, aku akan menggenjot,” ujar Kris seblum
ia menggerakkan pinggulnya.
Kris mulai bergerak, genjotannya cukup santai, tidak cepat dan
lambat. “Kyunghh… Kau sempit–Uhh… sekali,” Ia mendesis nikmat, dan membawa
tangannya untuk meremas bokong Kyungsoo lagi.
“Ngaahh~ Ahh~ Gegehhh~ Mmhh… Fuckhh, faster ge…”desahnya.
Kyungsoo megimbangi gerakan Kris dengan menggerakkan pinggulnya berlawanan arah
dengan sodokan Kris. “Ohh~! Ohh~! Gegehh~ Harderhh Fasterhh, ge…” rintihnya.
“Yeahh… Kyung…” Kris mencengkeram pinggang Kyungsoo, kemudian
menusukkan penisnya sekaut mungkin. “Ngaahhh~ Gegehh~ Seperti itu Ge…” saliva
mengalir dari sudut bibirnya, sebab daritadi mulutnya terus terbuka.
Mendesah-merintih-mengerang.
“Kyungg… Ganti posisi,” ujar Kris. Tetap terus menghujam lubang
Kyungsoo. “Uhh~ T-tidak usah… Seperti ini saja–Ohh~” sahut Kyungsoo. Pria
mungil itu makin menggila, tampaknya dia kan segera klimaks.
“G-ge… Aku hampir samppaaiii~” ucapnya. “Keluarkan saja..”
Setelah itu, Kris mempercepat gerakannya. Dia juga menggantikan tangan Kyungsoo
untuk mengocok penis pria mungil itu.”Gegehh~ Aku–Ngaahhh~” klimaks. Kyungsoo
mencapai puncaknya, maninya keluar mengotori lantai.
Kris menarik Kyungsoo kepangkuannya, pria mungil itu bersandar
dibahunya. Nafasnya terengah-engah, keringat turun dari pelipisnya. “Kyung,
jangan tidur dulu. Aku masih belum sampai,” Selanjutnya, Kris kembali
menggerakkan pinggulnya.
Dua jarinya turut ia masukkan kedalam anal Kyungsoo. Bergerak
seirama dengan penisnya. “Ngghh~ Gegehh…” Kyungsoo kembali mendesah, suaranya
kali ini lebih kecil. Tubuhnya terlonjak-lonjak sesuai dengan gerakan Kris.
Kris menggigit bibirnya, Kyungsoo benar-benar menjepitnya.
Gesekan penisnya dengan dinding rektum Kyungsoo terasa panas. Gairahnya makin
terbakar, berpengaruh pada gerakannya. Gerakan mereka berdua makin beringas.
Suara tepukan kulit yang beradu menjadi pengiring gerakannya.
“Kyung… Aku hampir sampai,” Kris menggertakkan giginya. “Aku juga Gehh~”
Satu-dua tiga–Crot!
Kris dan Kyungsoo mencapai klimaksnya. Badan mereka membusung
kedepan, setelah itu terengah-engah. Mani Kris memenuhi lubang Kyungsoo,
sedangkan Kyungsoo, maninya mengotori dadanya dan tangan Kris.
Kris mencabut miliknya, ia membalik Kyungsoo kearahnya. Dia
menepuk-nepuk pipi Kyungsoo, “Kyungsoo, jangan tidur. Bersihkan dirimu dulu,”
suruh Kris. “Mandilah dengan air hangat itu,”
Kyungsoo mengangguk lemah, Kris membantunya masuk ke bathup.
.
.
Kyungsoo jatuh tertidur selepas mandi. Ia benar-benar lelah,
tadi saja Kris yang memandikannya. Tenaganya tersedot habis, empat kali
bersenggama dalam sehari ini. Benar-benar menguras tenaga, dan membuat tubuhnya
apalagi analnya sakit.
Kris menatap sayang Kyungsoo yang sekarang dalam gendongannya.
Kyungsoo tertidur, dan ia tidak tahu harus menempatkannya dimana. Kalau
membawanya kekamar milik pria mungil itu, ia takut Chen akan terbangun. Tak ada
pilihan, Kyungsoo tidur dikamarnya saja, dan ia akan tidur di sofa. Kebetulan
sekali, Chen pindah tidur bersama Baekhyun dan Xiumin.
Kris merebahkan Kyungsoo dengan pelan agar tak mengusik
tidurnya. Pria tampan itu mengusak kepala Kyungsoo, kemudian menjatuhkan sebuah
kecupan dikeningnya. “Jjaljjayo, Kyungsoo. Saranghae,” lirihnya.
Kemudian Kris mengambil bantal dan selimut, dan pergi keluar
dari kamar itu. Meninggalkan Kyungsoo yang sudah tertidur lelap.
Pria jangkung berwajah tampan itu pergi keruang tengah,
meletakkan bantalnya disofa berukuran cukup panjang itu. Ia berbaring diatas
sana, menyimpan sebelah lengannya dibawah kepalanya. “Kyungsoo-ya,”
gumamnya pelan. Sesungging senyum terlukis dibibirnya.
Do Kyungsoo, pria mungil itu begitu memikat hatinya beberapa
bulan terakhir. Tingkah lucu dan menggemaskannnya, semuanya pada Kyungsoo,
begitu memikatnya. Tapi ia tahu diri, Kyungsoo sudah punya kekasih.
Kris mengusak wajahnya kasar, “Kyungsoo-ya, andai saja aku bertemu
denganmu lebih dulu,” gumamnya lirih. “Hhh, Wo ai ni, Kyung,” lirihnya sebleu
tertidur nyenyak
.
.
“Yatuhan, aku tidak salah lihat, ‘kan?” gumam Luhan tidak
percaya. Ohho, sebenarnya pria cantik itu melihat saat Kris menggendong
Kyungsoo kekamar pria jangkung itu. Dan ia berfikiran pasti mereka melakukan
sesuatu, mengingat mereka berdua keluarnya dari kamar mandi.
Tangan Luhan mengepal kuat, ia mendesis pelan. “Kyungsoo…”
.
.
Pagi menyapa, Chen terbangun dari tidur nyenyaknya. Tumben
sekali kali ini terbangun cepat. Ia melenguh pelan, tubuhnya tertutup selimut
dan masih telanjang. Dia meraba tempat disebelahnya, mata Chen membelalak.
“Hyung?” panggilnya. Chen menoleh dan tak menemukan Kyungsoo.
Dia terduduk, “Lho, kemana Kyungsoo hyung?” paniknya. Chen
menyibak selimutnya, dan hanya dengan memaChen boxernya, dia keluar kamar.
“Kyungsoo hyung?” panggilnya. Dia berjalan kedapur, dan hanya menemukan Yixing
dan Xiumin yang sedang memasak. “Ge, kalian melihat Kyungsoo hyung?”
Yixing menggeleng, “Tidak, aku tidak melihatnya,” jawabnya.
“Benar, dia tidak ke dapur pagi ini,” tambah pria berpipi bakpau itu. “Yatuhan,
kemana juga dia?” lirih Chen cemas.
Kaki panjangnya berjalan kearah ruang tengah dan menemukan Kris
yang tertidur disofa. Chen menguncang tubuh Kris, dan berhasil, Kris terbangun.
“Eungg, kenapa Chen? Kau menganggu tidurku,” gerutunya. “Hyung, kau ada melihat
Kyungsoo hyung?” tanya Chen langsung.
“Kyungsoo? Ah, di ada dikamarku,” jawab Kris. Mata Chen
membelalak, “Hah? Kyungsoo hyung dikamarmu? Bagaimana bisa?” sembur Chen. Oh
tidak, Chen tidak ingin terjadi peristiwa seperti HunSoo terulang kembali. (oh Chen,
kau hanya tidak tahu saja :v)
Kris memutar bolamatanya malas–mencoba bersikap biasa. “Jangan
berfikiran yang aneh-aneh, tadi malam aku menemukan Kyungsoo pingsan, jadi aku
membbawanya kekamar,” Chen menatap Kris tajam, “Kenapa malah membawanya
kekamarmu?”
“Aku yakin kau sedang tidur nyenyak, aku tidak mau mengganggu,”
jelas Kris. “Sudahlah, coba kau lihat sana apakah Kyungsoo sudah bangun atau
belum,” suruh Kris. “Aku mau tidur lagi,” ujarnya kemudian kembali membaringkan
tubuhnya dan tertidur.
Chen mendecak kesal, dan berbalik setelahnya. Melangkah menuju
kamar Kris–untuk melihat Kyungsoo pastinya. Dan benar saja, Kyungsoo masih
tertidur pulas diatas ranjang.
Chen tersenyum lembut, kemudian berjalan menghampiri Kyungsoo.
Ia duduk disamping Kyungsoo, mengelus lembut kepala Kyungsoo. “Kyungsoo hyung,
Kyungsoo hyung,” panggil Chen –mencoba membangunkan Kyungsoo. Ia membangunkan
Kyungsoo dengan lembut.
Kyungsoo menggeliat kecil sebelum membuka matanya. “Ngggh,
Jongin,” ucapnya dengan suara khas bangun tidur. Membalas senyum Chen dengan
senyuman manis.
Chen membantu Kyungsoo bersandar, sebab tadi mendengar Kyungsoo
meringis. “Hyung, ayo sarapan, pasti yang lain sudah menunggu,” ajaknya.
Kyungsoo mengangguk, “Tapi… bisakah kau menggendongku?” pintanya malu-malu.
Chen terkekeh, “Aigoo, tentu saja boleh,” ia menyentil pelan
hidung Kyungsoo. Membuat Kyungsoo menggerutu dengan pipi merona. “Cha, naiklah
kepunggungku,” ucap Chen. Menuruti ucapan Chen, ia naik(?) ke punggung lebar
kekasihnya.
Kyungsoo mengalungkan lengannya ke leher Chen, sementara kakinya
melingkar dipinggang Chen. Dan Chen sendiri menahan bobot tubuh Kyungsoo dengan
menempatkan tangannya dipaha Kyungsoo. Terlebih lagi Kyungsoo hanya memaChen
dalaman dan kaos miliknya.
‘Chen, tahanlah, ini masih pagi. Pikirkanlah keadaan Kyungsoo’ Chen
membatin.
Kyungsoo mengernyit heran, “Jonginna, kenapa masih disini?”
tanyanya. “E-eh? Maaf hyung, hehe,” Chen menyengir aneh. “Aigoo,” Kyungsoo
menggeleng-geleng.
.
.
Begitu sampai dimeja makan, benar saja, semua member sudah duduk
ditempat masing-masing. Dan saat melihat Sehun, Baekhyun, Chanyeol dan Kris, ia
merasa malu. Kegiatan panas mereka terbayang kembali dikepalanya. Ugh.
“E-eh? Jonginna?” ujar Kyungsoo bingung saat Chen menempatkan ia
dipangkuan pria tampan itu. Sekaligus melenyapkan pikiran-pikiran negative
tadi.
“Hyung tidak bisa duduk kan, jadi biar kupangku saja. Jangan
banyak protes,” sahut Chen. Kyungsoo merengut kesal, “Huft, ne,” pasrah
Kyungsoo. Sedikit-banyak, adegan Chen-Kyungsoo membuat beberapa orang cemburu
melihatnya.
Suasana menjadi terasa canggung. “Yak! Kenapa diam? Ayo makan!”
ujar Chanyeol keras–pengaruh dari cemburu. Dan semua member memakan sarapannya,
selanjutnya.
Kyungsoo menerima dengan senang hati suapan dari Chen. Tanpa ia
pinta, pria itu sendiri yang memanjakannya. Kyungsoo tersenyum manis ketika Chen
mengusap bibirnya. “Gomawo, Jonginna,” ujarnya kemudian mengecup pipi Chen.
Oh lihatlah, member lain sedari terus menatap Kyungsoo dan Chen.
“Yak! Jangan bermesraan disini! Menganggu!” bentak Baekhyun. Pria cantik itu
melengos tidak suka.
Kyungsoo menatap Baekhyun bersalah, “Maaf hyung, kalau
menggangu,” sesalnya. “Issh hyung, tidak usah meminta maaf. Si bacon itu hanya
iri,” cibir Chen. Membuat dahi Baekhyun mengkerut tidak suka.
“Yak! Kim Jongin!” bentaknya marah. Chen menatap Baekhyun
mengejek, “Wae?” ujarnya. “Yak Yak! Jangn bertengkar, tidak bisakah kalian
berdua akur sedikit?” Kyungsoo menengahi, menatap tajam Chen Dan Baekhyun.
“Tapi hyung, dia yang mulai duluan,” rengek Chen tidak terima.
“Mwo? Y–” Kyungsoo menyela ucapan Baekhyun. “Sama saja, siapa saja yang memulai
duluan tidaklah penting. Sekarang minta maaflah,” perintahnya.
Chen dan Baekhyun sama-sama menggeleng ogah-ogahan. “ByunBaek,
Jonginna~” panggil Kyungsoo dengan tatapan mata mengancam. Kedua pria itu
mendengus kesal, “Baiklah, maafkan aku hyung,” ucap Chen malas-malasan. “Ya,
maafkan aku juga Chen,” balas Baekhyun tak kalah malasnya.
Kyungsoo tersenyum manis, “Good boy,” ujarnya. Kyungsoo
menggaruk tengkuknya, “Maaf ya semuanya, atas masalah tadi, maaf,” ucapnya.
Menundukkan kepalanya, dan mendongak menatap semua member.
Luhan balas tersenyum, “Hm, tidak apa Kyung,” sahutnya. ‘Huh,
lihat saja nanti Kyung’ batinnya sinis.
.
.
Kyungsoo menghembuskan nafasnya bosan. Hanya ada dia sendiri
didorm, member lain sedang ada jadwal. Dan dia tidak diperkenankan ikut, untuk
memulihkan–ehm, holenya.
Kyungsoo berbaring malas diranjangnya, berkali-kali ia melirik
jam dinding. Masih sekitar tiga jam lagi member lain akan kembali kedorm. Oh,
dengan apa Kyungsoo harus membunuh kebosanannya ini. Tiba-tiba saja mata
Kyungsoo berbinar cerah.
“Ohho, apa aku pergi ke dorm Ryeowook hyung saja” ucapnya. Dua
detik kemudian ia menggeleng, “Tidak, nanti Jongin akan marah,” Kyungsoo makin
cemberut, “Duh, jadi ngapain dong,”
“Kalau kuhubungi Jongin, pasti akan menganggunya,” Kyungsoo
mengacak rambutnya kesal. “Huweee, aku bosannn,” pekiknya aneh. Sedetik
kemudian ia terduduk.
“Aha! Kutanya saja sama Manajer hyung, siapa yang jadwalnya
mungkin sudah selesai, jadi aku bisa mengajaknya jalan-jalan atau bermain!”
Kyungsoo memekik girang.
Dengan segera, Kyungsoo meraih handphonenya dan menghubungi
Manajer hyung. “Yeoboseyo hyung, ini Kyungsoo. Aku mau tanya boleh tidak?”
“Boleh? Yeay, gomawoo. Begini hyung, apa ada member yang
jadwalnya sudah selesai?” “Ne? Luhan ge? Ah, geurae. Gomawo hyung~!” Pip!
Kyungsoo tersenyum senang, “Baiklah, aku akan menghubungi Luhan
gege~” ujarnya sebelum segera menghubungi Luhan. Senyum Kyungsoo makin lebar
ketika panggilannya diangkat.
“Luhan ge?”. (Luhan menjawab, “Ne, ada apa Kyung?”)
Kyungsoo menggigit bibirnya ragu, “Nggg, apa gege mau
membantuku?”. (“Eh? Membantu? Membantu apa?”)
“Pulang kedorm dan temani aku, aku bosan sendiri disini,”
jelasnya malu-malu. (“Aigoo, baiklah aku akan pulang dan menemanimu,” kekeh
Luhan)
Kyungsoo tersenyum lebar, “Jinjja? Whoaaa~! Gomawo gege~!”
pekiknya. (“Nde-nde, kalau begitu aku bersiap-saiap dulu, ne”)
“Ne, Anyyeong,” ucap Kyungsoo. (“Ne, annyeong Kyung.
Saranghae~”) Pip!
Mata Kyungsoo membulat kaget, “E-eh? Luhan gege,” ujarnya tidak
percaya dengan pipi merona. “Aigooo~”
.
.
Luhan tersenyum lebar, sedikit membuat Xiumin yang berada
disampingnya bergidik ngeri. “Lu, kenapa kau? Sakit atau salah minum obat?”
tanya Xiumin. Menempelkan tangannya didahi Luhan. Namun pria cantik asal China
itu baik-baik saja.
“Tidak, aku hanya terlalu senang saja, Minseok-ah,” jawab Luhan.
Pria itu memaChen ranselnya, ia telah mengganti paChenannya dengan yang lebih
santai. “Bilang sama member lain, aku pulang duluan. Ada sesuatu yang harus
kulakukan,” ujarnya menjawab pertanyaan yang baru saja ingin Xiumin tanyakan.
Xiumin geleng-geleng kepala sambbil tersenyum geli. “Aigoo, anak
itu,” decaknya. “Hei Sehun, kau sudah selesai?” tanya Xiumin ketika Sehun
menghampirinya. Dibalas anggukan oleh pria tampan itu, “Hm. Hyung, aku tadi
melihat Luhan hyung sudah mengganti bajunya. Dia mau kemana?”
“Ah, dia bilang dia harus melakukan sesuatu, makanya dia pulang
duluan.” jelas Xiumin seperti pesan Luhan tadi. “Oh,” Sehun mengangguk
mengerti, ‘Apa dia pulang ke dorm?’
.
.
Luhan membuka pintu dorm, “Aku pulang~!” serunya sambil
melepaskan sepatunya. Dan ia segera melangkah masuk. Senyum tak pernah luput
dari bibirnya, “Kyungsoo! Kyungsoo-ya~” serunya memanggil Kyungsoo.
Dan senyumnya bertambah lebar ketika Kyungsoo muncul dari balik
pintu kamar. “Ah, gege! Kau datang lebih cepat dari yang kukira,” ujarnya
sambil berjalan mendekat ke Luhan. “Tentu saja, aku tidak mau membuatmu
menunggu,” sahut Luhan kemudian mengacak rambut Kyungsoo.
“Hyung, ayo masuk ke kamarku,” ajak Kyungsoo. Pria mungil itu
menyeret Luhan masuk tanpa mendengar jawaban pria Rusa itu. Dan Luhan
mendudukkan dirinya diranjang disamping Kyungsoo.
“Gege, aku bosaaaan sekali daritadi. Tak tahu apa yang harus aku
lakukan,” ujarnya sebal. “Apakah gege punya ide? Melakukan sesuatu atau bermain
permainan mungkin?” tanya Kyungsoo.
Luhan memasang pose berfikirnya, “Mmm… Mungkin aku tau apa yang
menghilangkan rasa bosan,” ujarnya dengan seringaian. “Permainan apa hyung?
Sepertinya terlihat mengerikan,”
“Kau mau tahu? Sini-sini, biar aku bisiki,” ucap Luhan. Kyungsoo
mendekat, bukannya dibisiki, Luhan malahan mencium pipinya. Pria asal cina itu
tertawa puas, sementara Kyungsoo merengut kesal. “Issh, gege membohongiku!
Nappeun,” gerutunya.
“Hahaha, maaf Kyung. Aku bercanda, maaf,” ucap Luhan disela tawanya.
Kyungsoo makin merengut, “Ya ya, tertawa terus,” Luhan menangkup kedua pipi
Kyungsoo, mencubitnya sekali. “Aigoo, aku hanya bercanda, maaf,” ia mencubit
kecil pucuk hidung Kyungsoo.
“Ne ne, sekarang katakanlah yang tadi,” suruh Kyungsoo.
“Baiklah, kau bisa melakukan gerakan milik Troublemaker dilagu Now, ‘kan?”
Kyungsoo mengangguk, “Nde, aku bisa melakukannya sedikit,”
“Geurae, ideku adalah kita meng-cover lagu Troublemaker – Now,
kau sebagai Hyuna dan aku sebagai Hyunseung, otte?”
Kyungsoo mendelik kaget, “Mwohae? Tidak mau! Apa yang tidak ada
yang lain?” tolaknya. “Lagian darimana kita bisa mendapatkan kostum mereka?
Hayoo,” Luhan tersenyum sombong, “Kau meragukan gege-mu yang tampan ini,
hn?”
Kyungsoo menatap Luhan menyelidik, “Kau punya kostumnya hyung?”
tanyanya mencibir. “Bukan aku, tapi seseorang punya. Kau tunggu disini, aku
akan pergi keluar untuk mengambil kostumnya, arra,” ujar Luhan dan mengecup
pipi Kyungsoo selanjutnya. Pria itu berlari keluar sambil tertawa-tawa.
“Issh,” gerutu Kyungsoo dengan pipi bersemu tipis.
.
.
Tak butuh waktu lama, lima belas menit kemudian Luhan kembali
kedorm. Diotaknya terlintas banyak ide jahil dengan seringaian diwajahnya.
“Kyungsoo-ya… I will fuck you, baby~” Luhan terkekeh evil(?).
Oh, apa yang direncanakan Rusa China ini? Sepertinya bukan hal
yang baik, yasudahlah, doakan saja semoga Kyungsoo tidak diapa-apakan oleh Rusa
China mesum itu.
Poor you, Kyung.
***To Be Continued***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar